• Home
  • INDEKS
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
Medan Klik
  • Home
  • News
  • Politik
  • Hukum
  • Bisnis
  • Edukasi
  • Sport
  • Rileks
  • Video
Tidak ditemukan.
Tampilkan seluruhnya.
  • Home
  • News
  • Politik
  • Hukum
  • Bisnis
  • Edukasi
  • Sport
  • Rileks
  • Video
Tidak ditemukan.
Tampilkan seluruhnya.
Medan Klik
Tidak ditemukan.
Tampilkan seluruhnya.
  • Home
  • News
  • Politik
  • Hukum
  • Bisnis
  • Edukasi
  • Sport
  • Rileks
  • Video
Home Edukasi

Launching Jo-TEC Prodi Doktor Ilmu Pertanian UMA Ditandai Diskusi Tentang Kopi 

14 Januari 2023
0 0
0
Ketua Prodi Doktor Ilmu Pertanian UMA Prof Ir Zulkarnain Lubis MS PhD menerima buku "Kopi Dari Hulu ke Hilir" dari Prof R Hamdani Harahap seusai diskusi panel tentang kopi pada launching Jo-TEC, di Kampus PPs UMA Jalan Sei Serayu Medan,

Ketua Prodi Doktor Ilmu Pertanian UMA Prof Ir Zulkarnain Lubis MS PhD menerima buku "Kopi Dari Hulu ke Hilir" dari Prof R Hamdani Harahap seusai diskusi panel tentang kopi pada launching Jo-TEC, di Kampus PPs UMA Jalan Sei Serayu Medan,

Share on FacebookShare on Twitter

MEDAN – Program Studi (Prodi) Doktor Ilmu Pertanian Universitas Medan Area (UMA) melaunching jurnal internasional Jo-TEC (Journal of Tropical Estate Crops), di Kampus Program Pascasarjana UMA, Jalan Sei Serayu Medan, Jumat (13/1/2022) petang.

Launching Jo-TEC tersebut ditandai dengan diskusi panel bertajuk “Masalah dan Tantangan Pasar Kopi di Sumatera Utara”.

Tampil sebagai narasumber Ir. Soekirman, Honorary Ambassador of Organic Agriculture Asia, Dr Surip Mawardi SU, dosen Prodi Doktor Ilmu Pertanian UMA, dan Prof Dr R Hamdani Harahap, dosen FISIP Universitas Sumatera Utara (USU).

Diskusi panel dibuka secara resmi Direktur Program Pascasarjana UMA Prof Dr Ir Retna Astuti Kuswardani MS. Diskusi dipandu moderator Dr Tumpal HS Siregar.

Ketua Prodi Doktor Ilmu Pertanian UMA Prof Ir Zulkarnain Lubis MS PhD dalam sambutannya mengatakan, sebagai prodi  doktor harus kental dengan ilmiah.

“Prodi Doktor Ilmu Pertanian UMA harus punya jurnal ilmiah,” kata Prof Zul yang dikenal dengan sapaan akrabnya ini.

Launching Jo-TEC yang ditandai dengan diskusi panel tentang kopi mengingat fokus prodi S3 ini adalah pertanian dan perkebunan.

Selain itu fokus prodi sejalan dengan Sumut sebagai daerah potensial perkebunan dan pernah memiliki perkebunan paling luas di Indonesia.

Dikatakan Prof Zul Launching Jo-TEC ditandai dengan diskusi panel ini mengingat lembaga akademik harus kental budaya akademik.

Disebutkannya, kopi sekarang lagi ngetren dan terkait life skill, gengsi dan tempat nongkrong.

“Jadi bukan minum kopinya saja yang terkait dengan kopi. Kini semua orang berebut dan ingin menunjukkan diri bahwa dia penikmat kopi,” kata doktor ilmu ekonomi dari Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) ini.

Kopi, lanjutnya, memiliki aspek yang sangat luas. Mulai dari aspek teknologi informasi, aspek sosial, aspek psikologi, ekonomi, bisnis dan aspek pertanian.

Selain itu, Sumut memiliki produksi kopi yang khas. Karena itu, kopi menjadi perhatian Prodi Doktor Ilmu Pertanian UMA.

“Kita sudah mengajukan proposal kerjasama penelitian tentang kopi dengan Universiti Malaysia Perlis (UniMAP),” kata Prof Zul.

Begitu banyaknya hal-hal yang perlu diungkap tentang kopi, Prof Zul menyarankan kepada mahasiswa Prodi Doktor Ilmu Pertanian UMA untuk menjadikan kopi dan segala aspeknya sebagai objek penelitian.

“Jadi bukan lagi sekadar aspek budidaya kopi, jarak tanam, pemupukan dan jenis tanah. Tapi yang diteliti harus lebih luas dari itu. Dari hulu sampai ke hilir,” harapnya.

Terkait dengan jurnal Jo-TEC yang dilaunching, Prof Zul berharap akan menjadi kebanggaan dan keunggulan, tempat berkomunikasi dan berinteraksi tentang pertanian dan perkebunan.

Dikatakannya, Jo-TEC akan jadi media untuk mempublikasikan hasil-hasil penelitian mengenai tanaman perkebunan.

“Kita berharap Jo-TEC segera terindeks internasional. Syaratnya antara lain harus terbit secara reguler. Alhamdulillah untuk edisi I sudah terbit Desember lalu,” kata peraih S1 dan S2 IPB Bogor ini.

Gelombang Ketiga

Sementara itu, Antropolog Prof R Hamdani Harahap dalam paparannya mengungkapkan, kopi telah memasuki gelombang ketiga setelah melewati gelombang pertama dan kedua.

Fase gelombang pertama diberi nama first wave dimulai sekitar tahun 1800-an.

Pada masa itu, kopi diproduksi dengan harga yang masih terjangkau dan mudah untuk dikonsumsi (instan).

Di era first wave, para pelaku industri kopi mengedepankan kopi kemasan dengan tujuan mempermudah konsumen ketika disajikan. Pada era first wave peminum kopi ini dibanjiri dengan kopi kemasan.

Menurutnya setelah melewati masa first wave, saatnya era gelombang kedua mulai menjamah.

Para penikmat kopi mulai gerah dengan keberadaan kopi instan dan cita rasa yang di luar ekspektasi.

Mereka justru memiliki segudang pertanyaan atas rasa ingin tahu tentang kopi yang diminum. Mulai dari biji kopi hingga proses roasting.

Era ini ditunjukkan dengan keberadaan kedai Starbucks yang memiliki outlet pertamanya di Seattle, Washington.

“Berangkat dari sana, lalu bermunculan kedai kopi seperti Starbucks di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia,” kata Guru Besar FISIP USU ini.

Memasuki tahun 1990, kata Hamdani, kopi makin menunjukkan eksistensi dan mulai memiliki penggiat kopi yang tak sekadar menikmati kopi untuk kebutuhan kafein.

Mereka juga ingin mengetahui cerita tentang kopi itu sendiri, mulai dari fase panen, pasca-panen, hingga disajikan.

Bahkan, di era ini penikmat kopi kerap memberikan reaksi terhadap cita rasa kopi (baik atau buruk), serta penyajian kopi yang dianggap tidak benar.

Peran penting lainnya di era Third Wave ini, katanya terletak pada barista (brewer).

“Dalam hal ini, barista ditantang untuk punya pengetahuan lebih tentang kopi yang diraciknya dan mampu mengolah kopi untuk memastikan bahwa karakter asli dari kopi tersebut tercermin dalam sebuah cangkir,” ungkapnya.

Guru besar antropolog ini telah melakukan penelitian tentang kopi yang kemudian diterbitkan jadi sebuah buku “Kopi Dari Hulu ke Hilir (Kasus Pertanian Kopi di Karo dan Kedai Kopi di Medan”.

Hamdani Harahap juga mengungkap negara paling banyak mengonsumsi kopi.

Di peringkat pertama adalah Finlandia rata-rata per kapita menghabiskan 12 kg kopi per tahun. Di urutan kedua Norwegia 9,8 kg kopi per orang per tahun. Di urutan ketiga Islandia 8,9 kg kopi per orang per tahun.

“Sedangkan konsumsi kopi rata-rata per kapita orang Indonesia sangat rendah, hanya 1,13 kg per tahun,” kata Hamdani di depan peserta yang terdiri dari mahasiswa S1 – S3 dari berbagai perguruan tinggi di Medan, asosiasi penggiat dan penikmat kopi.

Sedangkan, Ir Sokirman dalam paparannya mengatakan, untuk memasarkan kopi hingga ke luar negeri bukan perkara mudah. Karena untuk mengekspor kopi misalnya ke Amerika Serikat harus dibekali sertifikat organik internasional.

Dikatakannya, sertifikat organik lokal tidak akan bisa dipakai untuk ekspor kopi.

“Perusahaan kopi harus punya sertifikat organik dari hulu ke hilir. Sedangkan mengurus sertifikat harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit,” ucap mantan Bupati Serdang Begai yang kini menjadi Honorary Ambassador of Organic Agriculture Asia.

Karenanya, Soekirman menawarkan metode K3 (Kebijakan, Kelembagaan dan Kebersamaan/Kolaborasi) dalam pemasaran kopi hingga ke luar negeri.

“Bangun kolaborasi antara pemerintah daerah, perguruan tinggi, perusahaan, koperasi, masyarakat/ LSM, dan media sosial,” katanya. (swisma)

 

Tags: Diskusi KopiLaunching Jo-TECProdi Doktor Ilmu Pertanian UMA
ShareTweetShare
Sebelumnya

Syukuran Ruang Pers Baru, Ketua Koordinator Wartawan DPRD Medan Bagikan Puluhan Paket Sembako

Selanjutnya

Mantan Dirjen Dagri Kemendag Saksi Sidang Migor KPPU

Terkait Berita

Universitas Sumatera Utara (USU)
Edukasi

USU Naik 61 Peringkat di QS Asia 2026

5 November 2025
Edukasi

Menuju World Class University, USU Naik 61 Peringkat di QS Asia 2026

5 November 2025
Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Muhammad Bobby Afif Nasution meninjau Pelaksanaan Tes Kompetensi Akademik (TKA) di SMA Negeri 1 Medan, Jalan Cik Ditiro, Medan, Selasa (4/11/2025). Foto/Diskominfo Sumut 
Edukasi

Gubernur Bobby Nasution Pastikan TKA di Sumut Berjalan Lancar

4 November 2025
Edukasi

Jaga Keselamatan Santri, Gubernur Bobby Nasution Minta Kabupaten/ Kota Gratiskan PBG Pesantren

22 Oktober 2025
Edukasi

Wisuda Angkatan ke 21/2025, Lulusan STMIK TIME Diingatkan Pentingnya Kompetensi Teknologi di Era Digital

27 September 2025
Edukasi

UMSU dan Muhammadiyah Anugerahi Gelar Kehormatan kepada Raja Muda Perlis

26 September 2025
Selanjutnya

Mantan Dirjen Dagri Kemendag Saksi Sidang Migor KPPU

POPULAR

Gubernur Sumatera Utara (Sumut) M Bobby Afif Nasution dan Wakil Gubernur Sumut H Surya BSc.

Bobby Afif Nasution Jadi Gubernur Termuda

20 Februari 2025

DANPUSDIK KODIKLATAU PIMPIN SERAH TERIMA JABATAN DANWINGDIK 800/PASGAT

31 Oktober 2024

PSSSI&B Kota Medan Gelar Konsolidasi dan Lantik 21 Penasehat serta 11 Korwil

25 Oktober 2025

Warga Madina Tolak Musdes, Realisasi Dana Desa Banyak Penyimpangan

17 April 2025

Ancam Pengunjung Kafe dengan Parang, Pelaku Digiring ke Polsek Medan Area

16 Juni 2022
Medan Klik

MedanKlik.Com - Mengabarkan dengan Bijak

Info Site

  • Home
  • INDEKS
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer

Follow Us

Tidak ditemukan.
Tampilkan seluruhnya.
  • Home
  • News
  • Politik
  • Hukum
  • Bisnis
  • Edukasi
  • Sport
  • Rileks
  • Video

MedanKlik.Com - Mengabarkan dengan Bijak

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In