MEDAN – Seorang perawat, W (23), dianiaya segerombolan pria, yang disebut-sebut mengaku oknum polisi, di Rumah Sakit Umum (RSU) Bandung, Jl Mistar, Kota Medan, Minggu subuh (6/11/2022).
Dari penuturan pihak rumah sakit, gerombolan pria berjumlah sekitar 8 orang itu menyeret dan menganiaya W. Sejumlah security rumah sakit yang menyaksikan itu, kemudian menegur dan menghalangi aksi penganiayaan. Namun, bukannya mengendurkan aksinya, gerombolan pria tadi makin bringas dan memijak-mijak korban di depan pengunjung rumah sakit.
Seorang dokter yang ikut melerai, juga nyaris jadi korban pemukulan. Bahkan 2 orang security yang menghalangi aksi penganiayaan, tak luput dari ancaman mereka. Salah seorang pria bahkan sempat menunjukkan pistol di pinggangnya, membuat pihak security kian was-was.
Beruntung, usai menganiaya W, gerombolan tadi kemudian meninggalkan rumah sakit, saat melihat pengunjung rumah sakit mulai ramai.
Namun, tak lama berselang, gerombolan tadi kembali lagi, dan langsung menyeret W ke dalam mobil yang mereka tumpangi sambil memukulinya. W sempat melawan, namun kepalanya kemudian dibenturkan ke dinding hingga sempat pingsan.
Tak tega melihat W dianiaya dan dibawa kabur gerombolan pria bringas tadi, 2 orang security rumah sakit nekat menghalangi aksi gerombolan tadi, dan menarik tubuh W yang hampir masuk mobil.
Upaya membawa W gagal, gerombolan tadi pun langsung kabur meninggalkan rumah sakit. W dengan tubuh luka-luka pun, kemudian menjalani rawat opname di RS Bandung.
Meriahta Sitepu, pemilik RSU Bandung yang sempat melihat aksi ‘penyerangan’ kedua, mengaku terkejut dengan peristiwa itu. Ia menyayangkan, rumah sakit sebagai tempat pelayanan umum, menjadi tempat terjadinya aksi kekerasan.
“Pasien banyak yang ketakutan dan memilih ke luar rumah sakit. Begitu juga masyarakat di sini,” katanya.
Sementara itu, kepada wartawan, W yang masih kesulitan bicara, sempat bercerita kepada wartawan awal perkara yang dialaminya.
“Awalnya rekan saya, seorang perawat wanita, menelpon mengabarkan bahwa dirinya disekap di salah satu kamar hotel di Jl Gajah Mada. Pintu kamarnya dikunci dari luar oleh teman sepupunya yang menginap di kamar sebelah,” cerita W dengan suara lirih.
Setibanya di hotel, kemudian terjadi keributan kecil. W yang ingin membebaskan rekan wanitanya dari kamar, kemudian berselisih dengan teman sepupu rekannya, yang belakangan mengaku oknum polisi.
Perawat wanita tadi pun berhasil keluar hotel. W selanjutnya kembali ke RS Bandung. Namun, tanpa disadari W, pria yang mengaku oknum polisi tadi bersama rekan-rekannya, menyusul W di di RS Bandung, hingga kemudian terjadi penganiayaan.
Paginya, viral kasus ‘penyerangan’ ke RS Bandung, membuat Kapolrestabes Medan Kombes Valentino Alfa Tatareda turun langsung ke tempat lokasi perkara (TKP).
Ia pun menegaskan akan menyelidiki kasus tersebut, mulai dari pemeriksaan cctv hingga saksi untuk mengungkap pelaku penyerangan rumah sakit tersebut.
“Tindakan dari kami pihak kepolisian, kami akan melaksanakan pemeriksaan, baik cctv maupun para saksi. Siapapun pelakunya baik, dari oknum polisi akan kita tindak,” ungkap Valentino. (Red)