MEDAN – IHSG pada perdagangan hari ini ditutup melemah tipis 0.2 poin di level 6.958,01. Posisi terendah kinerja IHSG pada hari ini berada di level 6.906 sementara tertingginya ada di level 6.964.
Pasar saham di tanah air kehilangan momentum penguatannya, setelah sebelumnya data inflasi AS sangat mengejutkan pasar dan berdampak pada penguatan kinerja pasar keuangan global.
“Situasinya sedikit berbeda pada hari ini, pertemuan APEC belum menghasilkan kesepakatan kongkrit yang seharusnya bisa direspon positif pelaku pasar. Serta minimnya sentimen pasar yang berkembang hari ini, khususnya dari sejumlah data ekonomi juga turut membuat kinerja pasar saham nyaris ditutup tidak bergerak dibandingkan dengan posisi sebelumnya”,ucap Gunawan Benjamin,Pengamat Ekonomi Sumut kepada Harianstar di Medan,Kamis (16/11/2023)petang.
Sementara indeks harga property di tanah air yang dirilis juga tidak memberikan dampak besar bagi kinerja pasar saham. Indeks harga property yang dirilis mengalami kenaikan sebsar 1.96% di kuartal ketiga, dibandingkan dengan kinerja di kuartal kedua yang sebesar 1.92%. Dan pada perdagangan besok, sejumlah agenda ekonomi juga tidak begitu berpengaruh terhadap kinerja pasar saham,katanya.
Disebutkan Gunawan, Kinerja mata uang rupiah disisi lainnya juga mengalami pelemahan dan kinerjanya lebih buruk dibandingkan dengan IHSG. Mata uang rupiah melemah di level 15.580 per US Dolar, setelah sempat terpuruk di atas level 15.600 per US Dolar selama sesi perdagangan hari ini. Kinerja mata uang rupiah mengalami tekanan, setelah imbal hasil US Treasury 10 Tahun AS lebih tinggi dibandingkan kinerja sehari sebelumnya, paparnya.
Mata uang rupiah pada perdagangan akhir pekan besok diproyeksikan masih akan bergerak sideways. Minimnya sentimen membuat pasar keuangan tidak akan bergairah kecuali ada sejumlah faktor tak terduga yang bisa menggerakkan pasar keuangan. Untuk harga emas berbeda kinerjanya dengan rupiah maupun IHSG.
Ditambahkannya, pada perdagangan di sesi Asia, harga emas dunia terpantau menguat ke level $1.966 per ons troy. Harga emas sempat tertekan di sesi perdagangan AS seiring dengan kenaikan imbal hasil US treasury.
Namun di sesi perdagangan asia harga emas mengalami rebound, seiring dengan memburuknya imbal hasil US Treasury dan kabar dimana China menekankan bahwa reunifikasi China dengan Taiwan tidak dapat dihentikan.
Pernyataan tersebut dinilai sebagai kemungkinan bahwa tensi geopolitik di laut china selatan masih berpeluang meningkat. Dimana China juga menegaskan agar AS tidak mempersenjatai Taiwan. Dan ini bukan menjadi kabar baik bagi pasar keuangan, namun ini menjadi kabar baik bagi harga emas.(sumber: metrojurnal.com)