MEDAN-JNE Cabang Medan dan JNE Silangit bersama wartawan Iftar atau buka puas bersama Ramadan 1445H di Restoran Garuda, Jalan Adam Malik Medan, Sabtu (23/3/2024).
Iftar digelar guna memperkuat silaturahmi yang selama ini terjalin.
Kepala Cabang Utama JNE Silangit, Yayang Fitrajaya menyampaikan terima kasih kepada wartawan yang selama ini memberi kontribusi pemberitaan positif dan membangun untuk JNE.
“Dengan silaturahmi ini juga, kita dapat memperkuat kerjasama lebih baik ke depannya,” ucap Yayang.
Kepala JNE Medan yang juga sebagai Ketua DPW Asperindo Sumut, Fikri Al Haq Facryana menyampaikan perusahan di bidang logistik saat ini sangat penting. Demikian juga pentingnya ilmu riset dan teknologi.
Disebutkannya saat ini dunia perdagangan ecommerce (perdagangan elektronik), jika tanpa kurir, tentu saja tidak ada yang namanya ekosistem ecommerce itu.
“Tidak hanya itu, masyarakat Sumut juga kalau melakukan pengiriman apapun tanpa logistik tidak akan bisa, termasuk juga UMKM, tidak akan bisa mengembangkan bisnisnya di domestik, apalagi sampai ke luar negeri,” kata Fikri.
Begitupun sinerginya kepada pemerintah, juga sangat membutuhkan sekali logistik.
Dengan adanya peran logistik, katanya masyarakat tidak lagi harus mengantri mengambil dokumen atau seperti pengurusan pajak, obat-obatan dan lainnya. Semuanya bisa dikirimkan melalui logistik.
Termasuk juga bansos (bantuan sosial) dan seperti pengurusan pemilu.
Artinya, logistik sangat luar biasa diperlukan. Semisal waktu Covid-19, logistiklah satu dari 9 bidang usaha yang tidak boleh berhenti beroperasi, karena UMKM dan semua tidak boleh keluar, namun logistiklah yang berperan.
Karenanya dia menekankan logistik tidak boleh dipandang sebelah mata.
Fikri berharap pemangku kepentingan dapat memahami betapa pentingnya logistik.
Dijelaskanny, kemajuan suatu negara dengan tingkat Logistics Performances Index (LPI) juga terkait dengan masalah kualitas sumber daya manusianya (SDM).
Dimana perusahaan-perusahaan luar mengembangkan logistik dari memanfaatkan SDM.
Faktanya saat ini tidak ada program study logistik di Sumatera Utara. Ini lah yang perlu disampaikan ke kampus-kampus, seperti USU dan sebagainya untuk membuka program study Logistik.
“Siapa yang akan mengisi SDM di perusahaan-perusahaan. Jika tidak ada, akhirnya kita kalah dengan perusahan asing. Karena perusahaan asing bisa memperkenalkan SDM dari luar negeri,” bebernya.
Fikri juga memaparkan pentingnya pengembangan keilmuan di bidang Riset dan Teknologi.
Dikatakannya, UMKM dan SDM akan semakin maju dengan melakukan riset untuk mengetahui cara supaya usaha bisa berkembang.
“Bagaiman durian bisa tetap enak. Hasil olahan kita tetap baik, serta produk-produk kita bisa naik dan berkembang, temuan itu perlu riset,” imbuhnya.
Akan tetapi, sambung fikri, yang jadi persoalannya adalah, belum adanya satu perguruan tinggi Sumatera Utara yang membuka bidang studi ini.
Disebutnya ini jadi PR bersama. Mudah-mudahan bisa tersampaikan ke pemerintah untuk mendorong perguruan tinggi
Apalagi, dengan adanya kebijakan Cross Border produk asing sudah terjadi. Artinya, barang dari luar negeri bisa dengan mudah dipesan cepat karena sudah ada disediakan di beberapa daerah di Indonesia.
“Bahayanya untuk produk-produk UMKM Sumut khususnya tidak akan mampu bersaing. Pemerintah seharusnya tidak tutup mata dengan itu,” jelasnya.
Fikri pun mengingatkan jika ekosistem logistik ini tidak segera dibangun, khususnya di Sumut dengan berbagai tantangan yang ada dapat merugikan banyak pelaku usaha di dalam negeri.
Kegiatan itupun ditutup dengan tausiah tentang peran penting jurnalis dan kajiannya secara islam dari sumber Alquran yang diuraikan Al Ustadz Muhammad Ridho Lubis.
Buka puasa bersama dirangkai dengan sholat Maghrib dan keseruan doorprize serta pemberian hadiah. (swisma)