MedanKlik.com, Medan – Wali Kota Medan Bobby Nasution tidak melewatkan sedikitpun peluang yang dapat memajukan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kota ini. Salah satu peluang itu adalah program Kementerian BUMN mengembangkan Kantor Pos Medan menjadi Pos Bloc pada tahun ini. Pos Bloc ini akan difungsikan sebagai wadah pelaku UMKM Medan mengembangkan usahanya.
Bobby Nasution telah melakukan pertemuan dengan Direktur Jasa Keuangan PT Pos Indonesia, Charles Sitorus dan Direktur Utama PT Pos Property, Handayani Catur Setyovati. Dalam pertemuan itu terungkap, pengembangan Kantor Pos Medan menjadi Pos Bloc ini sejalan dengan komitmen Bobby Nasution dalam melestarikan bangunan bersejarah sekaligus menaikkan kelas pelaku UMKM.
“Selain wadah bagi UMKM, nantinya di Kantos Pos Medan juga bakal jadi wadah nongkrong warga Medan serta terdapat toko kreatif, co working, studio digital hingga live house,” sebut Bobby Nasution, Kamis (6/1) lalu.
Saat itu Direktur Jasa Keuangan Pos Indonesia Charles Sitorus bersama Dirut PT Pos Property Handriani Cjatur Setijowati mengatakan, pengembangan Kantor Pos Medan menjadi Pos Bloc untuk membantu UMKM di Kota Medan, terutama pengembangan pemasarannya. “ Sehari bisa datang 5.000 orang sehingga dapat melakukan transaksi. Selain itu Pos Bloc juga bisa dipakai untuk event-event produk UMKM,” jelas Charles.
Jalan kolaborasi yang telah terbuka ini disambut pihak Dinas Koperasi UKM Medan dengan penuh optimis. “Kita siap memanfaatkan Pos Bloc sebagai wadah bagi pelaku UMKM di Medan untuk mengembangkan usahanya,” ucap Kepala Dinas Koperasi UKM Medan, Benny Iskandar Nasution, Kamis (13/1/2022) di kantornya.
Benny mengatakan, UMKM di Medan mempunyai produk-produk unggulan yang dapat bersaing, baik dari sisi kualitas maupun harga. Produk-produk inilah, lanjut Benny, yang akan dipasarkan di Pos Bloc nantinya. “Di samping itu, kita tentunya akan mencari produk-produk inovatif UMKM Medan untuk dipasarkannya di sana.”
Ia menerangkan, saat ini pihaknya tengah melakukan pendataan UMKM yang ada di Medan. Pada tahun lalu, sebutnya, jumlah UMKM yang dibina sebanyak 27.76 yang tersebar di 21 kecamatan. Berbagai sektor usaha yang dikembangkan pelaku UMKM, yang terbanyak adalah usaha perdagangan, reparasi mobil, dan sepeda motor serta penyediaan akomodasi dan makan minum.
Kata dia, pihaknya juga menerapkan digitalisasi data pelaku UMKM. “Kurasi dan validasi data pelaku UMKM kita tetapkan berdasarkan NIK. Ini dimaksudkan agar data yang diperoleh benar-benar valid dan sesuai fakta di lapangan,” ucapnya. (isvan)