MEDAN – Untuk mempererat hubungan kedua institusi, Universiti Teknologi Mara (UiTM) Cabang Kelantan, Malaysia menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Universitas Sumatera Utara ( USU), Indonesia.
Kerja sama tersebut dalam meningkatkan kualitas penelitian, pembelajaran dan pengajaran di USU tingkat internasional.
“Upaya mulia ini merupakan inisiatif dari UiTM Cabang Kelantan sendiri untuk menjadikan UiTM sebagai universitas terkemuka pada tahun 2025,” sebut Rektor USU Prof Dr Muryanto Amin SSos MSi, Senin (11/3/2024).
Muryanto menuturkan, kerja sama tersebut akan membuka ruang penempatan mahasiswa dan tenaga kependidikan kedua negara.
Selain itu transfer keahlian dan meningkatkan peluang penelitian serta menghasilkan suatu bentuk inovasi yang dapat bermanfaat bagi warga kedua universitas.
Rektor UiTM Cabang Kelantan, Prof Dr Haji Abdol Samad Nawi mengatakan, salah satu bentuk transfer pengetahuan dan pengembangan kekayaan intelektual serta keahlian pada spesialisasi tertentu dapat dimanfaatkan melalui kerja sama ini.
Usai sesi penandatanganan MoU, para tamu yang hadir berkesempatan untuk mengikuti International Guest Lecture bertajuk “Audit Committee Overlap, Family Firm, Political Connection and Associated Party Transaction: Evidence from An Emerging Market.
Kuliah umum itu disampaikan dosen Senior, UiTM Cabang Kelantan,
Dr Noor Marini Haji Abdullah, yang membahas mengenai pengaruh tumpang tindih fungsi komite audit dan komite remunerasi pada direksi perusahaan milik publik.
Dijelaskannya, secara khusus, tumpang tindihnya keanggotaan komite audit dan komite remunerasi pada perusahaan publik terbukti melemahkan peran komite audit dalam menjalankan tugasnya memantau transaksi pihak berelasi yang memiliki situasi konflik kepentingan.
“Hal ini mungkin terjadi karena komitmen waktu direksi yang tergabung dalam komite audit dan remunerasi meningkat ketika mereka menjadi anggota kedua komite di perusahaan milik publik tersebut,” paparnya.
Dikatakannya, sebagai pemain penting yang mengkaji transaksi antar pihak terkait dan situasi konflik kepentingan, upaya pemantauan direktur komite audit menjadi semakin tidak efektif karena komitmen yang berlebihan dari tumpang tindih komite audit dan remunerasi.
Para peserta kuliah umum internasional itu juga dapat mengikuti program International Accounting Symposium yang melibatkan dua mahasiswa Magister Akuntansi UiTM Cabang Kelantan, Muhamad Afiq Firhan Mohd Amim dan Siti Fatimah Nurjannah Roslan, serta mahasiswa Doktor Filsafat Akuntansi USU, Ayu Kurnia Sari.
Mereka memaparkan makalah penelitiannya masing-masing meliputi aspek auditing dan keterlibatan aspek digital dalam urusan akuntansi.
Program ini diikuti lebih dari 100 peserta dari berbagai latar belakang, baik dari pelaku industri, dosen serta mahasiswa Magister dan Doktor Filsafat dari kedua universitas. (tanai)