MEDAN – Sesaat sebelum memasuki pintu tempat pesta pernikahan salah seorang koleganya, langkah Ihwan Ritonga tiba-tiba saja terhenti.
Matanya memandang ke arah papan bunga yang baru saja dilewatinya. Bukan membaca rangkaian tulisan ucapan selamat, Ihwan justru menatap sosok anak perempuan kecil, yang sedang duduk tertidur pulas di bawah papan bunga tadi.
Ihwan kemudian berbalik, mendatangi anak kecil itu dan membangunkannya pelan. “Lagi ngapain disini nak?,” tanya Ihwan.
Sambil mengucek matanya, anak kecil bercelana jeans koyak di bagian kedua lututnya ini menjawab, “Jualan om..”.
“Jualan apa?”, tanya Ihwan lagi.
“Jualan balon om…” ucap si anak sambil tersenyum.
Saat ditanya, apa sudah banyak yang laku, si anak menjawab, “Baru sikit om.”
Tersentuh mendengar jawaban polos si anak, Ihwan kemudian memegang tangan si anak sambil memberikan uang jajan untuknya.
“Om mau beli balon juga?” tanya si anak, masih dengan senyum polosnya.
“Gak. Ini untuk kamu saja,” ucap Ihwan yang tertegun mendengar pertanyaan si anak.
“Kamu masih sekolah kan?”, tanyanya.
“Masih om..” jawab si anak yang tetap melempar senyum polosnya.
****
Sepenggal cerita di atas terjadi ketika Wakil Ketua DPRD Medan, Ihwan Ritonga SE MM, menghadiri undangan pernikahan salah seorang koleganya di kawasan Jalan Bromo, Kecamatan Medan Area, Kota Medan, Sumatera Utara pertengahan Juni 2022 lalu.
Video pertemuan itu pun kemudian diupload di akun media sosialnya, Minggu (19/6/2022) dan tiba-tiba menjadi viral, karena banyak netizen yang tersentuh dengan aksi Ihwan dan si anak.
Video yang diupload di tiktok @ihwanritonga dan Instagram @ihwan_ritonga itupun langsung dibanjiri ribuan komentar positif yang memuji aksi Ihwan Ritonga dan terharu dengan keadaan si anak.
“Sehat selalu banyak rejekinya,n buat anak yang tangguh mudahan jadi anak yang sukses dan di angkat derajat nya.. amiin,” tulis @jemybae1 di kolom komentar.
Tak sedikit yang menangis begitu melihat video itu. Seperti ditulis Yulia Mustofa yang mengaku menangis begitu menton video itu, tulisnya.
“Aku menangis melihat wajah nya yang terlihat kuat dan tegar 🥺🥺😭😭,” tulis akun @R.Silalahi juga.
“Gak terasa air mata ini menetes. dedeknya.. moga sehat slalu 💪💪.. makasih buat bapaknya 👍👍,” akun @Jaya Utama465.
Banyak juga yang meminta si anak agar tetap tabah, tegar menjalani hidup. “Yakin lah bakalan jadi org yg berguna dan sukses kalo dah besar ya nak, ttp rendah hati 🥰🥺,” komentar @Maharani Syafitri.
Netizen pun memberi pujian atas tindakan spontanitas Ihwan Ritonga. “Terimakasih orang baik yg sudah membantu meringan kan beban anak yg kurang mampu😭😭😭,” tulis haru @Alysa fitriyani.
“Semoga bpk yg mberi anak itu di balasnya dengan allah rejeki yg melimpah amiin ya rob 🤲🤲🤲,” tulis lainnya.
“Orang baik selalu diberkati 🙏,” @Maria Raulina menimpali.
“Yg begini cocok jadi pemimpin ibu kota,” tulis @darwiensyahdarwie memuji tindakan Ihwan Ritonga.
Salah seorang netizen pun akhirnya menulis bahwa ia mengenali si anak. “Info anak tetanggaku ini, emang anaknya baik. rumahnya di gg pendidikan. mana tau ada org yg baik lagi biar langsung kerumahnya. 😌😌,” tulis @Vania Sinaga menjelaskan keadaan si anak.
Ihwan Ritonga menyebutkan, pertemuan dirinya dengan si anak, sungguh tidak direncanakan sama sekali. Saat itu, ia sungguh tergugah melihat si anak tertidur pulas di depan lokasi pesta dan keliatan seperti sedang menjual sesuatu.
“Itu spontan saja. Keliatannya si anak tertidur, mungkin karena letih ya. Setelah saya sapa, ternyata anaknya juga sangat sopan dan ramah di umuran segitu,” cerita Ihwan saat menjawab pesan wartawan melalui whatsapp, Rabu (22/6/2022).
KELILING MEDAN, BELI PERLENGKAPAN SEKOLAH
Menerima kabar bahwa si anak tinggal di kawasan Jalan AR Hakim, Gg Pendidikan, Medan Area, Ihwan Ritonga pun langsung bergegas menuju rumah si anak, Kamis (23/6/2022) siang.
Ihwan yang datang berkunjung tiba-tiba, dan sudah berdiri di depan pintu rumahnya, tentu saja mengejutkan si anak yang ternyata masih ingat dengan ‘si om’, yang pernah menyapanya saat tertidur menjual balon.
Mei Rajagukguk, nama si anak. Kelas 2 SD. Tinggal bersama ibu dan kakeknya. Ibunya bekerja sebagai tukang cuci harian di rumah-rumah warga. Sedangkan kakeknya terbaring di tempat tidur, karena faktor usia. Hal itu diketahui saat Ihwan bertanya tentang keluarganya, usai memperkenalkan diri kepada penghuni rumah.
Mei anak tunggal. Ia ditinggalkan ayahnya, saat dirinya masih di kandungan. Itu sebabnya, ia hanya diasuh ibunya saat ini.
Untuk membantu keluarga yang hidup dengan kondisi ekonomi pas-pasan, Mei menjual balon berkeliling dengan berjalan kaki di seputar kawasan Sukaramai, Pasar Merah, HM Joni. Itu dilakukannya sepulang sekolah atau saat libur.
“Seringnya jualan di tempat-tempat pesta. Hari ini tidak jualan, karena mendung om. Takut hujan deras kayak kemarin,” cerita Mei kepada Ihwan Ritonga.
Saat Ihwan Ritonga menanyakan apa dia ingin sesuatu untuk kebutuhan sekolahnya, Mei terlihat berpikir sejenak kemudian menjawab tidak ada.
Ihwan pun tersenyum mendengar jawaban Mei. “Iuran sekolah gimana? Gak ada tunggakan? Jangan sampai gak sekolah Lo..”
“Sekolah gratis om.. Tapi buku tulisnya sudah habis om. Bulan depan padahal masuk sekolah lagi, tahun ajaran baru. Kalau baju, masih ada yang lama, om..” keluh Mei yang disambut senyum dan tawa Ihwan.
“Kalo tas ada?” tanya Ihwan dan meminta Mei menunjukkan tasnya, karena sempat dijawab masih ada tas yang lama.
Mei kemudian berlari kecil ke kamar, dan dengan bahagianya menunjukkan tas yang sudah dipakainya setahun terakhir.
Terharu melihat tasnya yang sudah usang, Ihwan kemudian mengajak Mei untuk membeli perlengkapan sekolahnya menyambut kelas baru, tahun ajaran baru.
“Ikut om aja ya.. Kita cari toko perlengkapan sekolah, dan Mei nanti boleh beli apa saja yang diperlukan. Biar semangat nanti belajarnya,” ajak Ihwan yang disambut mimik terkejut si anak.
Setelah meminta izin keluarganya, Ihwan kemudian mengajak Mei menaiki mobilnya, dan mulai mencari toko peralatan sekolah terdekat.
Usai mengajak Mei berkeliling Kota Medan sambil memberi wejangan dan motivasi, mobil Ihwan kemudian mengarah ke pelataran parkir Gelora Supermarket, di Jalan SM Raja, Medan. Supermarket ini dikenal sebagai tempat terbesar dan terlengkap yang menjual beragam perlengkapan sekolah.
Memasuki supermarket, Ihwan kemudian meminta Mei untuk memilih dan mengambil apa saja yang disukai dan dibutuhkannya.
Mungkin karena banyaknya pilihan dan model yang ada, Mei pun terlihat ragu-ragu dan sungkan, membuat Ihwan terharu dan membantunya memilihkan pakaian yang cocok untuknya.
“Walaupun sudah ada seragam lama di rumah, tidak apa-apa kalau beli seragam baru nak. Biar makin semangat nanti belajarnya ya,” ujar Ihwan tersenyum meyakinkan Mei.
Mei pun mencoba seragam baru yang dipilihnya. Dan tersenyum karena menyukainya.
Ihwan kemudian mengajaknya ke stand tas sekolah, dan kembali memintanya untuk memilih tas yang dia sukai.
Kali ini, walaupun masih malu-malu, Mei menunjuk sebuah tas yang memang cocok untuk anak perempuan seusianya.
Melihat Mei yang tampak bahagia memiliki seragam dan tas barunya, Ihwan pun lalu mengajaknya untuk memilih sepatu untuk kelas barunya nanti.
Seorang pramuniaga kemudian membantu Mei untuk mencoba beberapa sepatu. Dan memilih salah satunya, setelah merasa nyaman memakainya.
Tak berhenti di situ, Ihwan kemudian mengajak Mei untuk membeli perlengkapan lainnya, ikat pinggang, buku dan alat tulis.
Mengeliling supermarket bersama ‘Om’ Ihwan Ritonga sambil memilih perlengkapan baru sekolah, membuat senyum bahagia terlihat jelas di wajah Mei.
“Kira-kira ada yang lain lagi gak?,” ucap Ihwan sambil memikirkan perlengkapan apa yang belum dibeli.
“Sudah semua om,” jawab Mei dengan senyum bahagianya.
Setelah yakin, bahwa tidak ada yang ketinggalan, Ihwan pun akhirnya berjalan menuju kasir, membayar semuanya.
Keluar dari supermarket, Ihwan lalu mengajak Mei minum dan makan sesaat sebelum pulang.
Sambil makan, Ihwan kembali memotivasi Mei, agar jangan pernah meninggalkan sekolahnya.
“Pendidikan itu penting nak. Jangan pernah abaikan, sesulit apapun keadaan. Jaga etika, sopan santun. Cobalah untuk selalu bersikap baik,” kata Ihwan mengingatkan.
Mei pun mengucapkan terima kasihnya dan bersyukur bisa memiliki perlengkapan baru sekolah untuk menghadapi kelas baru, tahun ajaran baru, di bulan Juli mendatang.
“Terima kasih banyak ya om,” ucap Mei dengan mata berkaca sambil menyalami Ihwan Ritonga, si ‘om’ yang dia temui kala dirinya tertidur menjual balon. (Red)